Minggu, 18 Desember 2011

Solidaritas untuk Buruh Migran Indonesia


migranKEDAIBERITA.COM – JAKARTA - Sejumlah organisasi massa (ormas) memperingati Hari Migran Internasional dengan menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Presiden, Jakarta Pusat, Minggu, 18 Desember 2011.
Kondisi buruh migran Indonesia yang terlunta-lunta di negeri orang dan tanpa perlindungan dari pemerintah dalam negeri, membuat aktivis berbagai organisasi meliputi SBM GASBIINDO, SBMI, ATKI, MIGRANT INSTITUT, KASBI-JKT, GSBI, KSBSI-Tangerang, LBH-Jakarta, HRWG, Solidaritas Perempuan, ARRAK’90, KPO-PRP, FPJB, YLBHI, SBTNI, JARI PPTKLN, PPI, SPI, FMN, FKBM, FPPPI, SNI, mengusung beberapa tuntutan dalam aksi mereka. Diantaranya :
1.    Tolak hukuman mati terhadap BMI (Buruh Migran Indonesia).
2.    Hentikan biaya penempatan yang terlalu tinggi.
3.    Hentikan pemaksaan asuransi dan KTKLN terhadap BMI atas nama perlindungan.
4.    Hentikan kebijakan ekspor buruh migrant dan segera bentuk undang-undang yang melindungi BMI dan keluarganya.
5.    Ratifikasi konvensi PBB 1990 tentang Perlindungan Hak-hak BMI dan keluarganya.
6.    Ratifikasi ILO 189 tentang Perlindungan bagi Pekerja Rumah Tinggal.
7.    Bubarkan “Terminal Khusus TKI”.
8.    Ciptakan lapangan pekerjaan industrialisasi nasional.
9.    Hentikan perampasan tanah kaum tani dan jalankan reformasi agraria sejati.
Menurut aktifis SBM GASBIINDO Benhard Nababan, aksi kali ini memang sengaja dilakukan pada hari libur karena bertepatan dengan hari migran internasional yang jatuh setiap pada 18 Desember.
“ Tidak masalah bila kami melakukan aksi di hari libur, karena ini sekaligus sosialisasi kepada masyarakat tentang keberadaan hari Buruh Migran Internasional.  Yang utama bagi kami adalah terus menyuarakan perlawanan atas penindasan terhadap buruh migran Indonesia,” ujar Benhard Nababan, Minggu (18/12/11).
Setelah perwakilan masing-masing organisasi bergantian melakukan orasi, aksi yang digelar sejak pukul 12 siang tersebut akhirnya selesai dengan tertib pada sore hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar